Quantcast
Channel: Travel Journal of Satya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

Stingless Jellyfish di Togean, Kencan Tak Bersuara dengan Ubur-Ubur Peka

$
0
0
 


“Di sisi sana sudah ada kapal yang berlabuh dan jembatannya sudah rubuh. Jadi kapal kita sandar di sini dan kita menyeberang bukit itu ya” ujar Ferry begitu kapal kayu kecil kami berlabuh di pantai kecil bernama Pantai Karina.

Memang biasanya ada dermaga khusus untuk menyambangi danau ubur-ubur tak menyengat (Stingless Jellyfish) atau dikenal juga dengan nama Danau Mariona. Namun dermaganya rusak sehingga kapal sulit berlabuh dan wisatawan harus berenang dulu ke pantai yang jaraknya lumayan.

Jadi, Ferry, local guide kami, memutuskan untuk berlabuh di pantai landai di seberang danau dan mengajak kami mendaki bukit kecil untuk menuju ke danau ubur-ubur. Tidak terlalu jauh kok, hanya sekitar 15 menit berjalan mendaki dan menuruni bukit. Disarankan untuk mengenakan alas kaki karena jalurnya dipenuhi batu tajam. Berjalanlah pelan dan hati-hati agar tidak terpeleset. 

Begitu tiba di atas danau, kami melihat tidak hanya dermaga yang rubuh, ternyata pondokan di danau Ubur-Ubur nya juga rubuh. Pondok beratap merah itu rata dengan permukaan jembatan. Menurut penuturan Ferry, penyebabnya adalah angin badai kencang yang melanda beberapa waktu silam. Ya, kalau di pulau kecil, kondisi alam memang tidak pernah terduga. Semoga dermaga dan pondok akan diperbaiki segera. Maaf ya foto pondok rubuhnya nggak ada, cuma sempat foto danau saja kemarin.



Danau kecil berwarna hijau itu bersebelahan tepat dengan laut sehingga airnya payau. Dari permukaan ubur-uburnya tidak kelihatan sehingga kita harus berenang di danau. Namun ada beberapa hal yang harus kita perhatikan saat akan berenang di danau ubur-ubur ini.

1.   Jangan mengenakan tabir surya / sunblock.Kenapa? Karena sunblock mengandung bahan kimia yang akan menjadi racun bagi ubur-ubur. Karena ubur-ubur tak menyengat ini sudah mengandung zat dalam tubuhnya yang membuat dia tidak menyengat. Nah, jika kita menggunakan sunblock, artinya kita menginjeksikan bahan kimia yang mungkin berdampak menjadi racun dan mengakibatkan kematian untuk ubur-ubur. Atau, karena zat kimia itu, ubur-ubur ini bisa mengeluarkan lagi sengatnya.

2.     Jangan menggunakan kaki katak saat berenang di danau. Kenapa? Karena kepakan yang kita buat saat menggunakan fin / kaki katak, bisa melukai ubur-ubur yang lunak itu. Bayangin kalau kamu lagi berenang senang dan tenang, tahu-tahu kamu ditampar dan ditonjok sama orang yang tak kamu kenal. Sakit kan? Kesel kan? Nah, begitulah yang dirasakan ubur-ubur juga.

3.    Berenanglah dengan tenang dan tidak meloncat ke danau pakai gaya salto atau gaya batu. Kenapa? Karena dentuman saat kamu jatuh ke air itu sangat besar dan bisa melukai ubur-ubur. Jadi turunlah ke air dengan pelan sehingga ubur-uburnya juga tidak “tertimpa” badan kita.

4. Jangan menyentuh,  meremas ubur-ubur, mengangkatnya keluar dari air dan melemparnya. Kenapa? Karena ubur-ubur itu juga makhluk hidup, bukan mainan squishy, meski sama-sama kenyal dan menggemaskan. Danau itu adalah rumah mereka dan kita adalah tamu pendatang. Bersikaplah sopan kepada sang empunya rumah ya. Kalau tak sengaja bersentuhan dengan ubur-uburnya ya tidak apa asal jangan menyakitinya ya.

Mungkin itu yang bisa saya sarankan dan semoga teman-teman yang nantinya mau berenang dengan ubur-ubur tak menyengat ini sudah mengerti betul. Semoga berguna ya informasinya.




Waktu saya tiba di danau ubur-ubur itu waktu sudah hampir tengah hari. Waktu terbaik sebenarnya saat pagi hari di mana banyak ubur-ubur akan berenang di sekitaran permukaan. Saya turun dari pinggir danau dan berenang ke bagian tengah. Visibility bagus karena matahari sedang bersinar cerah dan saya bisa melihat banyak ubur-ubur sedang berenang bebas. Ada yang berwarna kuning dengan tentakel besar, ada yang berwarna putih biru dan ada yang transparan. Semuanya tak menyengat. Posisi saya berenang agak sedikit jauh dari Ferry, Elen, Ika dana Mamat yang menjadi teman perjalanan saya. Mereka masih asyik di pinggiran danau sehingga saya sendirian saja di bagian tengah.



Rasanya menakjubkan bisa berenang dikelilingi oleh begitu banyak ubur-ubur. Kemarin itu kali pertama saya bertemu dengan ubur-ubur tak menyengat. Di Indonesia sendiri ada beberapa spot danau dengan stingless jellyfish. Sebut saja Danau Kakaban di Kalimantan Timur, Danau Lenmakana di Misool, Raja Ampat. Namun kemarin saya juga diberitahu bahwa di Muna, Sulawesi Tengah juga ada namun saya belum melihat fotonya.




Saya diam tak bergerak, mengapung, mengamati semua ubur-ubur yang berenang di sekitaran saya. Seseklai mereka berenang menyentuh kulit saya. Lembut sekali. Saya tak mau banyak bergerak karena takut melukai ubur-uburnya. Saya menikmati kencan tanpa bersuara dengan makhluk lembut yang super peka. Jika mereka bisa bicara, mereka ingin bilang apa ya?

Catatan Kecil :

1.     Untuk ke Togean, saya terbang dari Jakarta – Gorontalo dan memilih @wk_travelagency yang mengurusi perjalanan saya ke Togean. Psst, service mereka oke dan tidak mahal kok. Ini kontaknya ya : +62-813-4227-5551. You may contact them to arrange your trip to Togean.

2.     Dari Gorontalo, naik kapal 12 jam (jadwalnya hanya hari Selasa dan Jumat) ke Wakai dan dilanjutkan naik kapal kecil sekitar setengah jam ke Pulau Kadidiri, tepatnya di Kadidiri Paradise Resort.

3.   Tidak ada sinyal di Kadidiri jadi nikmatilah waktu liburan yang benar-benar liburan tanpa ada sinyal ya! Di Wakai ada sinyal namun hanya 2G dan hanya provider Telkomsel yang ada jaringannya di sana.

Cheers,






Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

Trending Articles