Quantcast
Channel: Travel Journal of Satya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

Belajar Masak Kuliner Thailand di Bangkok Yuk!

$
0
0




Tak hanya sekedar 
temple hoppingshopping baju-baju cantik dan wisata kuliner, Thailand menawarkan banyak aktivitas menarik yang bisa kamu coba seperti cooking class. Sepertinya seru ya jika bisa belajar memasak kuliner Thai langsung dari master chef nya.


Bersama teman-teman yang lain, kami menyambangi Amitha Cooking School, salah satu sekolah masak tertua di Bangkok. Sang empunya yang lebih senang dipanggil Tam menyambut kami dengan sangat ramah sesaat setelah turun dari kapal yang berhenti langsung di beranda belakang rumahnya. Ya, di Thailand hampir semua rumah di pinggir sungai punya dermaga kecil di belakang atau depan rumah. Jadi transportasi air bisa jadi opsi ketika malas menghadapi jalur darat dan macet yang sudah sama padatnya dengan Jakarta.

Seru juga ternyata bawa perahu di Chao Phraya xD

“Saya tak suka bangunan tinggi yang jelek itu” kata Tam sambil menunjuk gedung tinggi ketika kami sudah duduk di beranda belakang rumahnya. Memang halaman Tam dipenuhi dengan beragam pohon buah dan bunga-bunga yang cantik. Ia berujar bahwa pohon-pohon tinggi itu ditanam agar gedung-gedung bertingkat pencakar langit itu tidak terlihat sehingga ia tetap bisa menikmati keasrian Bangkok seperti zaman dahulu.

Sebelum kami memulai kelas memasak, kami dikenalkan dengan dua peliharaan kesayangan Tam yaitu burung beo nya yang bernama Bezo dan ayam jantan kate nya yang bernama Iyuk. Sambil meneguk minuman segar racikan Tam, jeruk nipis dan sereh, kami berbincang-bincang dengan sosok chef yang terlihat sangat halus dan bijaksana dari raut wajahnya.



Meski sudah berjalan dengan tongkat, Tam sangat bersemangat saat mengajak kami ke halaman belakangnya dan mencicipi tiap-tiap daun yang akan kami pakai sebagai bumbu masak. Semua tanamannya organik dan terawat dengan baik. Dibantu asistennya, Tam mempresentasikan tiap-tiap bahan dengan penuh semangat. Mendengarkannya sambil menikmati kebunnya, membuat saya juga ingin nantinya punya kebun kecil untuk menanam tanaman yang bisa menjadi bumbu masakan atau apotek hidup.



Kelas memasak berlangsung di satu ruangan semi outdoor dengan delapan set kompor di atas meja-meja kecil. Sebelum memulai masak sendiri, kami duduk mengelilingi Tam yang mempresentasikan bahan dan cara memasak empat menu yang akan dimasak nanti.  Nonton cooking show live nih.





Empat menu yang akan dipelajari adalah ‘Chicken Satay’, ‘Khao Man Som Tum’, ‘Khang Keaw Wan Gai’ dan ‘Khao Niew Ma Muang’. Nggak ketinggalan juga belajar memasak sticky rice / ketan yang tersohor dari Thai itu. Tapi bedanya, kita diajarin memasak coloured sticky rice.

Pepaya Serut Muda rasanya gurih pedas namanya 'Khao Man Som Tum' 
Chicken Satay!



Chicken Green Curry / Khang Keaw Wan Gai

Coloured Mango Sticky Rice / Kha Niew Ma Muang


Bahan-bahan yang digunakan hampir semua ada di Indonesia. Yang menjadi pembeda hanya jenis papaya dan mangga yang dipakai memang khas dari Thailand. Lidah orang Asia Tenggara memang mirip-mirip kan? Sehingga masakan nya penuh dengan rempah-rempah wangi.

Tam mengingatkan saya dengan Sisca Oetoyo, pembawa acara masak-masak era 90’an. Wajah keibuannya, kecekatan tangannya meracik bumbu-bumbu dan mengolahnya menjadi santapan lezat. Wajah teduh yang selalu tersenyum, jago masak pula, tak pelak merekalah role model istri idaman.  

Dari kami berenam, baru dua yang sudah menikah, Yuki dan Sharon. Jadi keempat gadis lainnya akan bersungguh-sungguh menyerap seluruh ilmu di kelas memasak ini biar juga dapat label ‘Calon Istri Idaman’ dan segera dipinang. Aih mak!

Nah, begitu giliran kami tiba, deg-degan lah semuanya karena takut gagal masakannya, entah karena salah takaran tau salah masukin bumbu. Ternyata kami didampingi asisten cook yang berdiri di depan kami dan siap sedia membantu kami memasukkan bumbu sesuai dengan yang sudah diperagakan Tam. Mereka memang tak lancar berbahasa Inggris. Kosa kata yang sering kali mereka ucapkan saat memandu kami adalah “This” dan digabung dengan gerakan tangan untuk mengarahkan apa yang harus kami lakukan.


 Butuh waktu sekitar 3 jam untuk memperhatikan Tam mengolah masakan mulai dari memetik dedaunan di kebunnya hingga makanan tersaji di meja. Sedangkan kami hanya butuh 30 menit untuk menyelesaikan empat menu karena memang semuanya sudah tersedia, jadi tinggal ditumbuk, ditumis dan dimasukkan bumbu dan bahan masakannya.

Ada yang masaknya serius, ada yang ketawa-ketawa. Hahahahaah xD

Seluruh menu masakan sudah jadi tepat saat jam makan siang. Dihidangkan di atas meja panjang dengan taplak putih, makanan-makanan ini terlihat sangat menggugah selera. Semuanya duduk mengelilingi meja dan siap bersantap.



Hmmm, makanan yang kami masak memang tak ada ubahnya dengan masakan yang dibuat oleh Tam. Tentu saja karena takaran bumbunya pas seperti yang Tam pakai juga kan. Hehehehehe. Nggak tahu kalau nanti nyoba masak sendiri di rumah bagaimana.

Syukurnya, Tam memberikan satu amplop berisi resep dari empat menu yang kami masak hari itu. Wah. Jadi nggak perlu bingung kalau nanti mau mencoba memasak menu ini sendiri di rumah.

Mampirlah kapan-kapan ke Amitha Thai Cooking School jika teman-teman plesiran ke Bangkok ya. Bisa juga buka websitenya jika ingin tahu resep-resep kuliner Thai yang lezat itu.


Khob khun krap!





Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

Trending Articles