Quantcast
Channel: Travel Journal of Satya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

8 Hal Asyik yang Bisa Dilakukan di Inle Lake Myanmar

$
0
0


Di artikel sebelumnya, saya bercerita tentang menyusuri Inle Lake dan makan di restoran terapung di tengah danau. Sudah baca belum? Kalau belum, coba baca dulu yuk.

Nah, ternyata selain menikmati santapan di tengah danau, masih banyak hal-hal asyik yang bisa kita lakukan saat berkunjung ke Inle Lake, Myanmar. Apa saja? Ini dia.


1.  Berkunjung ke Silk & Lotus Weaving

Intha (sebutan untuk penduduk lokal yang tinggal di sekitaran Inle Lake) perempuan, sudah menenun sejak lampau. Mereka memintal sendiri benang sutra yang akan mereka pakai untuk menenun longyi, baju, selendang, sapu tangan dll. Selain melihat proses tenun, kita juga bisa membeli hasil tenunnya yang dibanderol sekitar Rp 300.000,- (paling murah) untuk satu longyi.

Proses memintal benang sutra yang akan dipakai untuk menenun longyi.

Siapkan US dollar untuk berbelanja di beberapa tempat souvenir di Inle Lake karena mereka mematok harganya juga dalam USD.




2. Melihat Pembuatan Perahu Intha-Go

Saya senang ketika diajak ke satu tempat yang ternyata tempat pembuatan perahu-perahu yang dipakai nelayan di Inle Lake. Selain membuat perahu besar yang katanya dihargai sekitar 3.000.000 Kyatt ata Rp 30.000.000, mereka juga punya souvenir shop yang menjajakan banyak pajangan dari kayu. Salah satu souvenir yang paling laris adalah perahu kecil lengkap dengan nelayan dan jala bubu besar.





3. Mengunjungi The Blacksmith Inle Lake

Kamu suka mengoleksi pisau lipat atau perhiasan yang terbuat dari tembaga dan sejenisnya? Pasti senang jika bisa berkunjung ke Blacksmith House di Inle Lake. Kita bisa melihat langsung para pengrajin membuat pisau dan pedang serta perhiasan seperti gelang. Sewaktu berkunjung ke sana, saya sedikit ‘skip’ karena lupa nilai tukar Kyatt ke Rupiah. Harga satu gelang tembaga yang saya taksir harganya 2500 Kyatt yang jika dikonversi ke rupiah berarti Rp 25.000,- saja. Entah kenapa waktu itu saya berpikir harganya dalam rupiah Rp 250.000,- (kelebihan satu angka nol) dan urung membeli. Setelah pergi jauh baru sadar kalau hitungan saya salah dan menyesal tidak membelinya. Berarti itu adalah kode untuk kembali lagi ke Myanmar ya? Hahaha…






4. Berkunjung ke Nga Phe Kyaung Monastery

Biara yang terletak di area Inle Lake ini sama bentuknya seperti rumah-rumah lainnya, rumah panggung yang dibangun di atas danau. Di dalam biara, kita bisa bertemu dan menyapa para biksu / biksuni. Ada banyak sekali wisatawan saat kami berkunjung ke biara itu dan rombongan kami hanya diberikan waktu 20 menit saja. Saya dan Asoka berkeliling biara bersama-sama dan menikmati waktu singkat kami bermain bersama anak-anak kecil di samping biara. Meski kami tidak bisa berkomunikasi karena kendala bahasa, anak-anak lucu itu senang sekali ketika diajak foto bersama.


Banyak juga yang datang ke monastery untuk 'dibaca' oleh biksu.


Saya tidak sempat berfoto dengan anak-anak calon biksu dan biksuni saat berkunjung ke biara itu. Tetapi saya beruntung bisa berpapasan mereka di jalan saat menyusuri jalur kecil-kecil di Inle Lake. Mereka sedang asyik berlompatan di sungai hanya memakai balutan kain merah seperti celana dalam. Mereka melambai-lambai gembira kepada wisatawan dan juga memercikkan air. Jadi, kalau berpapasan, kita harus sigap untuk menyembunyikan kamera atau basah terkena cipratan air mereka ya.




5. Mencicipi Tembakau Myanmar

Meski saya bukan perokok, saya senang mempelajari jenis-jenis tembakau karena setiap daerah punya rasa tembakau yang berbeda-beda. Minmin, guide kami di Myanmar, mengajak kami berkunjung ke tempat pelintingan tembakau di Inle Lake. Semua pekerjanya adalah perempuan dengan baki besar berisikan tembakau kering ada di hadapan mereka, siap untuk dilinting.

Wisatawan diperbolehkan mencicipi tembakau yang ada di sana dan uniknya, tembakaunya sudah dikemas dalam beberapa rasa. Terbayang nggak mencicipi tembakau rasa pisang, mint, rum? Meski terdiri dari beragam rasa, tembakaunya cukup kuat dan bisa bikin pusing kalau memang kamu tidak terbiasa dengan rokok.

Sewaktu dicoba, tembakaunya memang sedikit keras dan menohok. Tapi saya suka juga yang sudah diberi perasa pisang. 

6. Menonton Atraksi Nelayan di Inle Lake

Kebanyakan wisatawan datang ke Inle Lake khusus untuk melihat atraksi menarik dari nelayan-nelayan di sana. Kemahiran mereka mendayung dengan satu kaki sambil jongkok / berdiri dan memegang bubu membuat mereka terlihat seperti pelaku akrobat professional. Mereka akan mempertontonkan kebolehannya dan wisatawan akan memberikan tips kepada mereka.





7. Mencoba Mendayung Seperti Nelayan Inle Lake

Kalau sudah melihat atraksi nelayan di sana, kamu tertarik nggak buat mencobanya? Beruntungnya kami kemarin diajak mencoba mendayung dengan satu kaki seperti nelayan Inle Lake yang ternyata susahnya minta ampun. Seperti saat kita bermain arung jeram, dayung harus seirama kan? Kalau nggak bisa bertabrakan kan? Nah itu terjadi pada kami yang mencoba mendayung gaya Intha. Semuanya kacau balau, dayungnya saling berpukulan tak seirama. Ya jadilah semua tertawa terbahak-bahak. Syukur nggak ada yang tercebur ke danaunya.





8. Menikmati Sunset di Inle Lake

Sunset di Inle Lake memang digadang-gadang sebagai sunset tercantik di Myanmar selain di Bagan. Jadi kalau naik perahu sore-sore melintas danau dan dapat pemandangan senja itu rasanya romantis banget. Nanti balik ke Myanmar lagi sama pasangan deh biar makin terasa suasana manisnya.




Jadi, kira-kira sehabis baca artikel ini teman-teman kepengen juga ke Inle Lake nggak? Tidak susah untuk merencanakan perjalanan sendiri ke Myanmar. Rajin-rajin cek aplikasi booking tiket penerbangan karena jika sedang beruntung bisa dapat tiket Jakarta - Yangon dengan harga 1 jutaan. Tak perlu khawatir dengan makanan karena banyak makanan halal di sana. 

Special Notes Inle Lake :


1.     How to Get Inle Lake?
Ada dua jalur yang bisa dipilih, jalur darat atau udara. Inle Lake ini berjarak 660 KM dari Yangon dan 330 KM dari Mandalay. Kemarin saya mencoba jalur udara yang menjadi opsi tercepat sekitar 1,5 jam penerbangan dari Yangon Airport ke Heho Airport. Jika mau mencoba jalur darat, bisa baca cerita Winny Marlina ke Inle Lake ya ;)

2.     Temperatur di sekitaran Inle Lake terkadang dingin, terkadang panas. Jadi saya tetap membawa pakaian hangat untuk berjaga-jaga jika Inle Lake dingin. Saya ingat sekali begitu turun di Heho Airport, udaranya dingin sekali tetapi begitu menyusuri Inle Lake, temperaturnya 40 derajat. Hati-hati meriang ya. Hahaha…

3.     Untuk masuk ke area Inle Lake, setiap wisatawan dikenakan entrance fee USD 10 per orang.


4.     Biaya untuk menyewa perahu untuk berkeliling Inle Lake seharian sekitar 30.000 MYK (kalau di Rupiah kan sekitar Rp 300.000,-) yang bisa dishare 3-4 orang satu perahu.

5.     Meski panas, tetaplah memakai pakaian yang sopan dan tertutup karena untuk menghargai masyarakat lokal di sana. Untuk masuk ke temple dan monastery pun kita harus berpakaian yang santun.


Cheers,



Viewing all articles
Browse latest Browse all 119

Trending Articles